0
ceritapornooo.com - Ini merupakan suatu cerita sex dewasa yang dikatakan oleh seseorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) mengenai penjelajahan atau pengalaman seksnya yang luar dapat dengan seseorang penari di Bali. Menarik untuk kita baca menjadi suatu pengalaman yang menggairahkan untuk jadikan bahan referensi ataupun fantasi seksual. Berikut sedetailnya narasi dewasa sex PNS. Berlibur Wisata Romantis Bali
Perkenalkan Namaku Agus seseorang PNS, untuk kerahasiaan saya akan tidak tuliskan tahun terjadinya momen ini serta nama asli. Akan tetapi narasi ini merupakan benar ada.
Bulan November saya ikuti prajabatan PNS, yah tidak ada yang kukenal di prajabatan ini, karenanya saya berupaya untuk mencari rekan sebanyak. Pagi itu merupakan jam pertama, saya duduk di bangku kelas sisi tengah, kulirik kiri serta kanan. tidak ada yanmg kukenal, akan tetapi ada satu yang menarik perhatianku, seseorang gadis cantik duduk tidak jauh dariku, dia terlihat ramah serta tetap tersenyum, kulitnya sawo masak, akan tetapi bagiku dia tampak yang sangat cantik di kelas. Dia lantas mengenalkan diri.
“Nama saya Ni Ketut Dede Ariyani, saya guru tari Bali, nama kamu siapa? kok ngeliatin selalu sich?”
Saya menjadi salah tingkah, lantas saya menjawab,
“Maaf ya mbok tut, nama saya Agus, setelah tak ada yang diketahui sih…”
“Sekarang kan telah kenal,memang usia kamu berapakah? kok manggil mbok”
“25 mbok, memang mengapa?”
“oh, memang bener kamu manggil saya mbok, usia saya 28.”
“Oh…”
Walau dia katakan umurnya 28 tetapi dia tidak tampak setua itu, perawakannya lebih pendek dari saya serta badannya sintal. Semenjak perjumpaan itu kami seringkali bercakap berdua pada saat prajabatan saat 2 minggu itu, smsan serta telpon-telponan, dia juga seringkali ditengok sama cowok yang sama kawan-kawan saya di panggil raksasa, Dede katakan sich itu tunangannya, saya kesel juga tetapi apakah daya saya hanya dapat senyum, tetapi memang pada saat itu saya belumlah rasakan apa-apa.
Pada saat satu hari sebelum penutupan dia katakan berikut,
“Gus, kelak setelah penutupan kita berjalan-jalan yuk!?”
“ayuk”, kataku dengan suka hati, “emang ingin kemana mbok?”
“yah, ke bioskop atau kemana begitu.”
“oke..”
waktu itu datang, saya dah bersiap untuk penutupan serta tidak lupa saya membawa baju ubah, demikian tuntas penutupan kami pergi ke bioskop, kami tonton serta menyengaja pilih bangku sangat tepi, tidak tahu mengapa saya mulai berpikiran kotor, lantas saya memeluk dia, dia tidak menampik. Lantas saya beranikan diri untuk mencium dia, dia justru menyongsong ciumanku dengan hangat. Kami berciuman lama sekali, saya melumat bibirnya dengan penuh nafsu, sesudah beberapa waktu dia berkata,
“ternyata perasaan tidak dapat bohong ya.”
“iya…”
Saya tidak sangsi lagi untuk memeluk serta menciumnya bahkan juga saya berani memegang payudaranya dari dalam pakaiannya sesaat dia juga memegang dadaku, pada akhirnya kami tuntas tonton film lantas saya berkata,
“De..putusin cowok kamu ya, trus nikah ma saya.”
“Ga dapat gus, saya ma dia dah lebih dari pacaran kami dah biasa begituan, tinggal dibantenin saja kami dah menjadi suami istri…”
Saya sedih serta geram tetapi gak dapat apa-apa, pada akhirnya saya katakan,
“Terserah.”
Saya belum pernah ngehubungi dia saat beberapa waktu, pada akhirnya saya berfikir normal saya mustahil masuk ke kehidupannya, yah… saya pada akhirnya menghubungi dia lagi serta kami bercakap seperti biasa tanpa permasalahan lagi serta dalam satu waktu dia membawa saya makan di ayam wong Solo.
Saya menjadi orang yang lebih miskin dari dia jelas tidak menampik. Kami pergi ke sana selalu kami pesan meja ditempat bebas rokok yang sepi serta tertutup.
Sesudah tuntas makan, saya serta dia yang duduk berdekatan menumpahkan perasaan kangen. Kami sama-sama mencium, sama-sama melumat serta sama-sama memegang. Saya berkata kepadanya,
“De, saya pingin buat cupang di leher kamu.”
“Coba saja!”
Saya coba mengisap lehernya untuk bikin cupang tapi tidak berhasil, dia lantas ketawa sekalian berkata,
“He… he… he… bukan begitu triknya, nih saya contohin”, dia mulai berlaga. Tidak tahu bagaimana triknya dia menyedot, yang pasti rasa-rasanya saya melayang, saya hanya mendesah,
“Ah… ah…”
“Tuh kan, dah merah”, katanya sekalian menunjuk leher saya.
“Dasar… De, kita pulang yuk.”
“ayuk.”
Dede lantas membayar makanan sesaat saya langsung menuju mobilnya.
Sesampai didalam rumah, pikiranku kalut karena cupang itu, saya langsung nge-sms dia,
“De… saya kepingin cupangnya bukan di leher, saya pingin di dada, saya juga pingin buat cupang di dada kamu.”
Saya duga dia geram, tetapi dia justru ngebalas,
“Gus, saya sayang ma kamu, jika kamu bikin cupang di dadaku bisa kok, diluar itu menjadi sinyal sayang saya, saya pingin 3d.”
“Apaan tuch 3d?”, balasku.
“Diputer, Dijilat trus Dicelupin.”
“Hah!! Beneran? Atau becanda nih?”
“beneran, masak saya main-main.”
“Kapan kamu ingin? Tetapi saya tidak pernah lho sayang, apakah harus pakai pengaman?”
“Aku pinginnya gak pakai, tetapi jika kamu sangsi lebih baik pakai saja, saatnya kelak saja jika ada peluang, bagaimana?”
“Oke deh, met istirahat ya sayang…”
“Istirahat apaan saya kan mesti nari di Hotel sayang, kelak jika saya gak balas bermakna saya masih tetap repot atau ada si dia sama saya.”
“Ya deh, met kerja ya sayang.”
Yah, ini merupakan jadwal harian dia, dia merupakan seseorang penari Bali serta terkadang dia nari di hotel terkadang justru sampai ke luar negeri.
Lama saya menanti saat itu, pada akhirnya saya mendapatkan peluang kursus 4 hari. Tapi karena kecerdikan panitia kursus itu cuma 3 hari. Bermakna saya cuma miliki waktu 1 hari. Saya langsung nge-sms dia,
“De… besok gak ngajarkan? Kita kerjakan gagasan kita yuk?”
“ayuk, kelak saya jemput di mana?”
“Jemput saya di tempat kursus di Jalan Hayam wuruk.”
“Oke!”
Besoknya saya telah menanti dia ditempat kursus. Beberapa waktu lalu dia datang. Saya langsung naik ke mobilnya serta ubah pakaian di dalamnya. Saya yang telah nafsu lantas katakan,
“Kita ingin kemana? ayuk”, Dede menggunakan pakaian yang agak ngepres di badannya, sesaat dibagian bawah dia cuma kenakan kain pantai, saat saya lirik nyatanya dia tidak mengunnakan apa-apa tidak hanya kain pantai serta tentunya cd.
“Jangan begitu, kita makan dahulu yuk…”
Kami lantas makan, setelah itu kami menuju bungalow di Kuta, akan tetapi awal mulanya kami telah beli makan siang terlebih dulu.
Sesampainya di kamar bungalow, dia lantas tutup pintu, saya yang telah nafsu langsung menyerbunya. Dia lantas berkata,
“Ga menjadi ah…”
“Trus kita ngapain ke sini?”
“ngobrol sekalian tiduran.”
“Enak aja”, saya langsung menggempur dia berupaya melepas pakaiannya serta kain pantainya, lantas dia katakan,
“Sabar dong sayang.”
Dede lantas mematikan lampu, lantas tutup tirai tadi belumlah tertutup, saya memang telah nafsu simak kemolekan dia menjadi gak memerhatikan itu. Pada akhirnya saya menggempur dia, kesempatan ini saya tidak menemuka perlawanan bermakna, dia telah siap. Saya mencium dia dengan nafsu, lantas melepas pakaiannya serta kain pantainya, tubuhnya sekarang cuma tertutupi BH serta CD. Dia lantas katakan,
“Gus… Saya sempat di operasi di payudara dahulu ada tonjolannya.”
BHnya saya terlepas lantas saya menciumi payudaranya dengan lembut,
“ehm… ehm…”
“Gus… ka… mu… be….bbener lembut… ah ah ahh..”
Desahannya membuat saya bernafsu, lantas saya melepas bajuku serta celana ku hingga saya telanjang di muka dia, CD diapun kulepas, dia lantas berkata,
“Gus… pakai kondom dahulu ya sayang…”
Dia lantas memakaikan saya kondom, saya yang masih tetap pemula langsung masukkan punyaku ke vaginanya. Beberapa waktu lalu saya telah keluar, yah karena saya belumlah pengalaman, dia melepas kondomku serta berkata,
“Ga apa-apa kan baru pertama.”
Belumlah berapakah menit nafsuku naik lagi. Saya langsung menyentuh payudaranya, kali inilah lebih pandai dia lantas berkata,
“Gus… saat ini kamu dibawah ya, saya yang diatas.”
saya rebah dibawah, dia pelan-pelan masukkan penisku ke vaginanya,
“uh… enak sekali…”, saya mendesah. Diapun mendesah,
“Ah… ah… nikmat sekali….ah… ah…”
Goyangannya benar-benar mengagumkan, saya sampai merem melek, bodinya yang sintal bergoyang di atasku, saya memegang payudaranya sekalian kadang-kadang menciumnya,
“ah… sangat nikmat rasanya”, ditengahnya kesenangan itu tidak diduga dia mengejang serta melepas vaginanya sekalian terengah-engah.
“Aku belumlah keluar kok dah tuntas De?”
“Cape… serta kayanya dah keluar Gus.”
Saya langsung menindihnya serta masukkan penisku ke vaginanya serta mengocoknya secara cepat karena tanggung pkirku, pada akhirnya,
“ah…” Spermaku tumpah, saya langsung menarik penis ku keluar serta langsung mengeluarka spermaku di perutnya. Dede lantas berkata,
“Sekarang gantian, saya yang belumlah keluar nih.”
“Yah…”
Saya lantas masukkan jariku ke vaginanya serta mengocoknya.
“ah..ah…ah…ah…”, Dede mendesah keras.
“gimana De, enak kan?”
“enak banget… ah…ah… ah…”
Tidak diduga dia memeluk saya erat sekali sekalian mencium dada saya sampai cupang.
Kamipun tertidur, serta sorenya pulang.
Kami masih tetap kontak beberapa minggu, sampai ada satu peristiwa buruk yang saya serta dia alami. Kami tonton di bioskop berdua serta disudut seperti biasa, setelah itu kami berciuman, lantas tanganku bergerilya ke selangkangannya, tangan dia juga sama. Saya masukkan tanganku ke vaginanya serta tangannya memulai mengocok penisku
“Ah… ah… ah…” Desahan kami berdua memiliki irama.
Pada akhirnya tanganku merasa basah serta dia mengejang… Saya benar-benar belumlah keluar tetapi film keburu tuntas. Di perjalanan pulang pada akhirnya kami ribut, karena dia ingin pisahlah dariku serta kembali pada tunangannya. Saya berupaya membela diri tetapi dia telah berketetapan.
Pada akhirnya kami berpisah serta saya belum pernah berjumpa dengan dia hingga kemudian dia menikah dengan tunangannya yang penari.
0Awesome Comments!